Bagaimana Preventive Maintenance Memberi Manfaat Bagi Industri?

Table of Contents

Anda tentu setuju bahwa pemeliharaan adalah salah satu elemen vital dalam facilities management atau pengelolaan fasilitas. Dari berbagai jenis pemeliharaan yang lazim Anda dengar, preventive maintenance merupakan jenis pemeliharaan fasilitas yang efisien untuk memastikan kualitas fasilitas dalam jangka panjang.

Ada berbagai alat pendukung untuk melakukan pemeliharaan preventif. Di samping itu, pemeliharaan tersebut memberi manfaat yang signifikan bagi industri. Pelajari pedoman umum tentang pemeliharaan preventif di artikel kali ini.

Preventive Maintenance dan Pengaruhnya Bagi Industri

Bagaimana Preventive Maintenance Memberi Manfaat Bagi Industri?

Pemeliharaan seharusnya menjadi bagian dari standar kerja dan rutinitas wajib seluruh bidang industri. Ada berbagai mekanisme kerja yang mungkin sudah Anda lakukan.

Salah satunya adalah dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, sarana maupun prasarana secara terjadwal dan teratur untuk mengantisipasi dan mencegah kerusakan. Tindakan ini merupakan jenis pemeliharaan yang disebut sebagai preventive maintenance.

Sebagian besar industri, baik itu industri residensial, manufaktur, transportasi hingga kesehatan tidak luput menerapkan jenis pemeliharaan fasilitas secara preventif.

Alasannya, pemeliharaan preventif penting untuk memperpanjang usia aset dan fasilitas, mengoptimalkan daya guna fasilitas, dan peningkatan faktor keselamatan bagi penggunanya.

Selain itu, pemeliharaan dengan fokus mengantisipasi dan mencegah kerusakan dapat membantu menekan risiko gangguan operasional yang menelan biaya besar dalam jangka panjang maupun pendek. Oleh sebab itu, aspek-aspek tersebut tentunya sangat berpengaruh pada kelangsungan kerja dan reputasi industri.

3 Jenis Pemeliharaan Preventif Dasar

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemeliharaan preventif mengedepankan pendekatan untuk pemeliharaan fasilitas yang terencana. Artinya, pengelola aset atau fasilitas memiliki rencana dan jadwal pemeliharaan fasilitas yang teratur. Berikut ini tiga jenis preventive maintenance yang bisa Anda terapkan sesuai kebutuhan.

1. Usage-based

Pemeliharaan preventif tipe usage-based pada dasarnya menggunakan tolak ukur perhitungan tertentu terkait penggunaan aset maupun fasilitas secara nyata.

Tolok ukur yang dapat Anda gunakan dalam perencanaan usage-based preventive maintenance adalah perhitungan secara harian maupun rata-rata penggunaan dan paparan fasilitas terhadap lingkungan sekitarnya.  Standar tersebut dapat berupa siklus produksi, jam operasional, dan jumlah kilometer tertentu.

2. Time/calendar-based

Pemeliharaan preventif berbasis waktu atau kalender merupakan jenis pemeliharaan paling umum. Penjadwalan atau perencanaan pemeliharaan dan perawatan fasilitas atau aset dilakukan secara berkala menggunakan panduan interval waktu tertentu.

Dalam praktiknya, Anda juga perlu menggunakan alat pendukung berupa software untuk memonitor dan menyelesaikan pelaksanaan pemeliharaan berdasarkan waktu. Secara khusus, pendekatan ini cukup efektif dalam membantu perusahaan menekan risiko kerusakan fasilitas atau aset.

3. Condition-based

Condition-based preventive maintenance menuntut perusahaan atau pengguna aset dan fasilitas untuk memantau kondisi dan kinerja aset. Sederhananya, pemeliharaan hanya boleh dilakukan jika perlengkapan yang Anda gunakan menunjukkan tanda atau indikasi penurunan kinerja.

Sebagai contoh, laboratorium harus melakukan perawatan preventif pada fasilitas lab jika getaran komponen alat tertentu yang mereka gunakan telah sampai pada ambang batas yang direkomendasikan produsen.

Setiap jenis perawatan preventif di atas memiliki basis pengaturan yang berbeda agar dapat menjawab kebutuhan tujuan operasi di industri yang tentunya berbeda-beda.

3 Manfaat Utama Pemeliharaan Preventif Bagi Perusahaan

Meskipun pendekatan preventif dalam proses pemeliharaan dan perawatan perlengkapan fasilitas dan aset tidak mudah untuk Anda lakukan, tetapi penerapannya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kelangsungan operasional perusahaan. Berikut penjelasannya.

1. Menjaga Keamanan dan Keselamatan

Kondisi fasilitas, aset atau perlengkapan kerja yang tidak optimal atau di bawah standar yang berlaku akan menyimpan risiko kerusakan dan bahaya, baik bagi pengguna atau pelanggan, pekerja atau vendor.

Tetapi, penerapan pemeliharaan preventif membantu Anda mencegah kerusakan fasilitas, atau kerusakan aset kerja yang dapat menimbulkan masalah keamanan dan mengancam keselamatan.

Bila pihak pengelola fasilitas melakukan perawatan preventif secara efisien, maka faktor-faktor pemicu bahaya dapat diminimalisasi. Secara otomatis, Anda menjaga keamanan dan keselamatan berbagai pihak.

2. Mengoptimalkan Efisiensi Fasilitas

Penerapan preventive maintenance mengharuskan Anda untuk mengikuti panduan dan rekomendasi penggunaan fasilitas dan aset dengan tepat. Hasilnya, kinerja dan kualitas fasilitas lebih efisien dan stabil. Tidak hanya itu, masa penggunaannya tentu juga akan lebih panjang dan proses produksi juga lebih optimal.

3. Mengurangi Biaya Pemeliharaan dan Modal Alat Baru

Penting untuk Anda sadari, bahwa salah satu faktor kerusakan adalah akibat pengoperasian aset dan fasilitas tanpa perawatan yang teratur dan dipaksakan hingga melewati batas wajar.

Walaupun perbaikan juga merupakan bagian dari maintenance, tetapi kondisi perawatan yang tidak terencana seperti ini tidak jarang menelan biaya yang besar.

Tidak menutup kemungkinan suku cadang atau material yang dibutuhkan juga tidak bisa Anda dapatkan secara cepat, sehingga operasional secara langsung terganggu. Belum lagi biaya dan waktu untuk mengupah tenaga ahli untuk perbaikan tersebut.

Preventive maintenance membantu Anda merencanakan kapan harus melakukan perawatan dengan gangguan minimal pada proses produksi atau jam operasional. Suku cadang, material maupun tenaga ahli dapat Anda kumpulkan pada satu waktu sehingga proses berjalan lebih cepat.

Oleh karenanya, Anda dapat menekan  biaya pengeluaran untuk perbaikan, dan menghindari penggantian fasilitas dan aset baru sebelum waktunya.

Alur Kerja untuk Menyelenggarakan Perawatan Preventif

Setiap organisasi memiliki pendekatan yang berbeda untuk menentukan alur kerja pemeliharaan preventif dan belum ada ketentuan yang baku. Tetapi, secara keseluruhan, berikut ini adalah beberapa faktor penting yang dapat Anda gunakan sebagai panduan membuat alur kerja.

1. Melakukan Inventori dan Menunjuk Penanggung Jawab

Lakukan terlebih dahulu inventori pada aset atau fasilitas yang Anda manfaatkan dan operasikan. Catat lokasi aset atau perlengkapan, apa saja suku cadang atau material yang dibutuhkan. Kemudian, tentukan tugas pemeliharaan apa yang Anda butuhkan, tetapkan skala prioritasnya, dan tunjuk penanggung jawab tugas tersebut. 

2. Tetapkan Tujuan dari Preventive Maintenance

Anda perlu tujuan yang jelas dalam melaksanakan pemeliharaan dan perawatan aset dan fasilitas. Alasannya, agar setiap petugas dalam proses memiliki kesadaran yang dan bekerja untuk tujuan yang sama.

3. Buat Prosedur Standar Kerja

Jika inventori sudah siap, selanjutnya, Anda perlu membuat sebuah prosedur operasi standar yang memerinci langkah-langkah pemeriksaan dan pemeliharaan. Gabungkan antara alur kerja umum dan daftar pemeriksaan yang perlu dilakukan penanggung jawab.

Prosedur yang terstandar secara umum akan membantu petugas bekerja secara lebih teratur dan sistematis sehingga tidak kewalahan, tetapi mereka juga dapat membangun akuntabilitas dalam melaksanakan tugas.

4. Tentukan Jadwal yang Jelas

Alur kerja tidak akan berjalan dengan baik tanpa jadwal yang jelas. Jika aset atau fasilitas yang membutuhkan pemeliharaan beragam, Anda dapat membuat jadwal berdasarkan interval waktu tertentu untuk masing-masing aset.

Ada baiknya mengikuti rekomendasi pabrikan untuk alat operasional dalam menentukan jadwal dan frekuensi perawatan yang efektif. Selain itu, Anda dapat membuat skala prioritas jadwal untuk alat atau aset yang paling vital dari segi operasional atau pemanfaatannya.

5. Evaluasi Secara Berkala

Evaluasi alur kerja dan jadwal pemeliharaan juga tak kalah penting untuk Anda terapkan. Melalui proses evaluasi Anda bisa menentukan area yang perlu peningkatan atau penyesuaian.

Siapkah Anda Melakukan Preventive Maintenance?

Bagaimana Preventive Maintenance Memberi Manfaat Bagi Industri?

Sederhananya, untuk melaksanakan pemeliharan dengan pendekatan preventif, organisasi dapat menggunakan software dalam pengelolaan proses pemeliharaan.  Kegunaan software dalam hal ini adalah untuk membantu melakukan koordinasi, memantau pembelian kebutuhan dan catatan inspeksi serta inventori.

Di samping software, tentunya Anda membutuhkan hardware untuk pelaksanaan teknis pemeliharaan preventif fasilitas dan aset. Sebagai contoh, industri perairan, ataupun residensial dapat menggunakan alat seperti kubus apung dalam melakukan perawatan fisik konstruksi,  seperti kapal dan jembatan atau bangunan perumahan.

Tidak hanya itu, kubus apung juga dapat Anda manfaatkan untuk media distribusi alat berat yang melewati perairan. Jika Anda membutuhkan platform untuk kebutuhan pemeliharaan yang serupa, Anda dapat menggunakan layanan kubus Apung Barakuda. Segera kunjungi laman resminya sekarang juga!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TENTANG BARAKUDA

Barakuda merupakan brand kubus apung lokal dengan kualitas produk paling terbaik. Ketersediaan stok selalu terjamin karena kami selalu produksi setiap saat, sehingga proyek anda dapat berjalan lancar.

HUBUNGI KAMI

[caldera_form id="CF621f2dae61682"]