Masalah sampah menumpuk pada aliran sungai di kota-kota besar, sudah tentu menjadi PR bagi pihak pemerintahan untuk menanggulanginya. Baik itu sub dinas, sub kementerian, hingga pihak swasta pengelola resort. Untuk membantu mengatasi masalah ini, diperlukan alat pembersih sampah di sungai.
Dampak Negatif dari Sampah di Sungai Terhadap Lingkungan
Salah satu dampak utama dari menumpuknya sampah di sungai adalah merusak habitat fisik perairan, mengangkut polutan kimia, mengancam kehidupan di perairan, dan lain-lain. Dari semua dampak negatif yang ditimbulkan, berikut ini penjelasannya:
1. Merusak Ekosistem Sungai
Pembuangan limbah pabrik ke sungai dapat merusak keseimbangan ekosistem sungai lantaran banyaknya ikan-ikan yang mati. Selain itu, sampah yang membusuk di dasar maupun permukaan sungai akan menurunkan kadar oksigen dalam air. Hal ini dapat merusak seluruh ekosistem sungai secara perlahan.
2. Terjadi Kelangkaan Air Bersih
Sungai merupakan salah satu sumber bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih. Jadi saat sampah menumpuk dan mencemari sungai, ketersediaan air bersih juga akan berkurang. Bahkan aroma tidak sedap pada air sungai disinyalir mengandung senyawa berbahaya yang berbahaya jika dikonsumsi warga sekitar.
3. Banjir
Air sungai lama kelamaan akan menjadi dangkal lantaran sampah yang dibuang sembarangan. Hal tersebut menyebabkan daya tampung sungai juga berkurang. Hasilnya, ketika hujan lebat, potensi terjadi banjir akan semakin besar.
Jenis Alat Pembersih Sampah Sungai di Indonesia Saat Ini
Ada beberapa jenis alat pembersih sampah di sungai yang pernah dan bisa digunakan pemerintah Indonesia untuk menangani masalah kebersihan sungai. Berikut beberapa di antaranya:
1. Interceptor 001, Alat Pembersih Sampah di Sungai yang Canggih
Alat ini menawarkan metode ramah lingkungan untuk mengumpulkan sampah yang mengambang di sungai. Interceptor 001 juga membantu dalam mengendalikan jumlah alga berlebihan dan vegetasi pengganggu di saluran air.
Hadirnya alat ini merupakan bentuk kerjasama dengan Belanda untuk mengaplikasikan teknologi RCS. Fokus utama dari alat ini adalah membersihkan sampah plastik sampah mengambang lainnya.
Interceptor 001 mampu mengerjakan kapasitas pembersihan hingga 10 ton guna mengurangi 70% sampah plastik hingga tahun 2025 mendatang.
2. Trash Booms, Alat Pembersih di Sungai Manual
Setiap tahun, sekitar satu juta ton sampah plastik berakhir di lautan Indonesia, dan sumbernya berasal dari sampah yang terkumpul di sepanjang sungai. Sebuah startup asal Jerman, Plastic Fischer menawarkan inovasi penjala sampah plastik di sungai yang bernama Trash Booms.
Ide inovasi pemblokir sampah ini muncul di benak Karsten Hirsch dan Moritz Schultz sepulang mengunjungi Vietnam. Meski demikian, salah satu sungai pertama yang mereka tuju adalah Citarum, Jawa Barat, yang ditetapkan Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute sebagai salah satu sungai terkotor di dunia tahun 2013 lalu.
3. ARISTER, Alat Pengambil Sampah Otomatis Berbasis IoT
Selain mendatangkan alat dari luar negeri, Indonesia juga berhasil mengembangkan alat pembersih sampah di sungai berbasis IoT (Internet of Things). Alat yang bernama ARISTER (Automatic River Solid Waste Scraper) ini adalah kembangan dari mahasiswa ITS pada tahun 2019 silam.
Alat ini mengadaptasi alat pembersih dari Amerika Serikat yaitu Mr Trash Wheel, yang mendapatkan penyesuaian kondisi sungai di Indonesia. Sensor ultrasonik pada alat ini akan mendeteksi sampah dan dikirim ke arduino, kemudian sistem akan menggerakkan alat untuk mengambil sampah yang terdeteksi tersebut.
4. Trash Conveyor, Alat Pembersih Sampah di Sungai Rakitan UMM
Berangkat dari kecemasan akan ekosistem sungai yang makin memburuk di Indonesia, UMM dan tim merancang sebuah alat yang memiliki nama Trash Conveyor. Alat ini muncul berkat kecemasan tiga mahasiswa Fakultas Teknik UMM yang tengah KKN di Desa Sambigede, Malang.
Walaupun mengalami kesulitan, tapi pihak UMM berhasil mengajukan ide ini ke Pekan Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2020 silam. Alat ini memanfaatkan aliran sungai yang jatuh dari bendungan, untuk pemisah sampah, yang kemudian lanjut ke secondary conveyer atau penadahan sampah.
5. Trash Barrier, Alat Penanggulangan Sampah di Sungai
Trash barrier adalah sistem yang dibuat untuk menjaring sampah terapung di sungai. Konsep kerja alat ini termasuk sangat simpel dan butuh campur tangan manusia. Menggunakan alat bantu seperti kubus apung yang tersusun menjadi sebuah barrier membuat sampah bisa terjaring dan tidak ikut hanyut ke aliran sungai.
Alat ini menjadi salah satu prasarana yang membantu sungai di Bali menjadi bersih dari sampah apung. Walaupun para warga maupun yang bertugas tetap harus mengambil sampah secara manual, namun langkah ini cukup ampuh untuk menanggulangi sampah.
Untuk memberikan perlindungan maksimal dengan trash barrier, pemerintah setempat harus bisa memilih alat bantu yang tepat. Contohnya untuk pembelian kubus apung harus dari sumber yang terpercaya dan berkualitas seperti yang tersedia di Barakuda.
Karena kubus apung disini memiliki kualitas terpercaya, yang sudah teruji dan teraplikasikan di berbagai wilayah di Indonesia. Material premium ditempa oleh para SDM profesional dengan alat canggih yang menciptakan kubus apung kualitas terbaik di Indonesia.
Nah, itulah beberapa alat pembersih sampah di sungai yang pernah jadi pemberitaan pada media kabar Indonesia. Walaupun penyebaran alat-alat tersebut belum merata, namun sudah berhasil membersihkan beberapa sungai di tanah air.